- Back to Home »
- Ekologi
Posted by : dwinyoman@blog.com
Jumat, 10 Oktober 2014
Pengertian EKOSISTEM | Sistem Ekologi
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh
seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun
1935, walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun
1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan
dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi
di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai
berikut :
Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di
dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang
dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur
yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah
fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus
materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.
Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan
pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di
dalam suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi
dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen
dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.
Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur
lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan
menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam
alam (Dephut, 1997).
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya
terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus
materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).
Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di
dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan
sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil
yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap,
serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus
materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU Lingkungan
Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun
abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu
kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak
bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling
berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki
komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga
masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini
terjadi aliran energi dan siklus materi.
Komponen Ekosistem
Lingkungan ekosistem terdiri atas dua jenis :
Lingkungan biotik (komponen makhluk hidup), misalnya hewan,
tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
Lingkungan abiotik (komponen benda mati), misalnya cahaya,
air, udara, tanah, dan energi.
Lingkungan Biotik dan Abiotik
Dari segi makanan ekosistem memiliki 2 komponen yang
biasanya secara bagian terpisah dalam ruang dan waktu yaitu:
(1). Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponenautotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah golongan tumbuh-tumbuhan hijau. Pada komponen autotrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks.
(2). Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofit memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik.
(1). Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponenautotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah golongan tumbuh-tumbuhan hijau. Pada komponen autotrofik terjadi pengikatan energi radiasi matahari dan sintesis bahan anorganik menjadi bahan organik kompleks.
(2). Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofit memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik.
Ekosistem dari segi struktur terdiri dari 4 komponen :
Komponen abiotik
Komponen produsen
Komponen konsumen (herbivora, carnivora dan omnivora)
Komponen pengurai (dekomposer)
PUSTAKA :
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan
Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic
Press. San Diego. California.
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap
Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Artikel Terkait :
Anda mungkin juga meminati: