- Back to Home »
- RANGKUMAN KELOMPOK 1 IBD: ILMU BUDAYA DASAR. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Posted by : dwinyoman@blog.com
Minggu, 11 Mei 2014
DWI
NYOMAN AL FARISKI.
NPM:12413685
RANGKUMAN
KELOMPOK 1 IBD: ILMU BUDAYA DASAR.
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan
adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup
dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di
daerah yang di tinggalinya.
Indonesia adalah salah satu Negara
kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini
menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku
di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menajubkan karena biarpun
Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita
semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Manusia dalam kehidupan kesehariannya
tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna
kebudayaan itu sendiri. Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat)
dan kebudayaan lebih jauh telah diungkapkan oleh melvilie j. herkovits dan
bronislaw mallinowski, yang mengemukakan bahwa cultular determinism berarti
segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1.1.
MANUSIA
Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan
dapat dipandang dari
banyak segi. Dalarn
ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel
atom yang membentuk
jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia),
manusia merupakan
kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sarna lain
dan merupakan
kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia merupakan mahluk biologis
yang yang tergolong
dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan
mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan
setiap
kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
manusia merupakan mahluk
sosial
yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi). mahluk yang selalu ingin
mempunyai
kekuasaan
(politik). mahluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat). dan
lain
sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan
tentang unsur-unsur
yang membangun manusia
1) Manusia
itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a.
Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya,
dapat diraba dan
difoto, dan menempati ruang dan waktu (
hal 62)
b.
Hayat, yaitu : mengandung
unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
c.
Ruh, yaitu : bimbingan
dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan
mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan (hal
77)
d.
Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran
tentang diri sendiri (hal 79).
(
Asy'arie, 1992 hal : 62-84)
2) Manusia
sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.
Biologis (Id), yang merupakan struktur kepribadian yang paling
primitif dan paling tidak nampak, Id merupakan libido murni, atau energi psikis
yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan terkait dengan sex, yang
secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcious).
b. Ego, merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari
Id, seringkali disebut sebagai
kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalarn
menghubungkan energi Id ke dalam saluran
sosial yang dapat dimengerti oleh orang
lain.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian
yang paling akhir, muncul kita-kira pada
usia lima tahun.
Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal
dalam
diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
1.2. HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai
satu kesatuan
yang utuh.
Tubuh
adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa,
wujudnya konkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia
itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan
dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh
Penciptanya dengan akal, perasaan,dan kehendak yang terdapat di dalam
jiwa manusia.
Perasaan rohani
adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia
misalnya :
1) Perasaan intelektual. yaitu
perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
merasa senang atau
puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang
atau tidak puas
apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis.yaitu perasaan
yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa
senang apabila ia
melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak
indah.
3) Perasaan etis. Yaitu
perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.Seseorang merasa senang
apabila sesuatu itu
baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri. yaitu perasaan yang
berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
dari yang lain. Apabila
seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi,
angkuh, dan
sombong, sebaliknyaapabila ada kekuranganpada dirinya ia merasa rendah
diri (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut
merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia
ikut
senang,
apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia
ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa
tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi
segala perintah -
Nya dan menjauhi larangan - Nya.
1.4. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Apabila
kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan
pengertian
istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-rnacam definisi yang
telah dipikirkan oleh
sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.
Dua
orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan
bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat
ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan
yang turun temurun
dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat
senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi
bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk
mendapatkan pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup
segala sesuatu yang seharusnya termasuk
dalam pengertian tersebut. Dalam
pengertian
sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama
seni suara dan seni
tari.
1.5. UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN
Untuk
lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalah lain yang
menyangkut
kebudayaan. Misalnya apa yang disebut dengan unsur. Yang dimaksud dengan
unsur disini adalah
apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih
mengandung makna
totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya.
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil
yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
Misalnya dalam
kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis
Permusyawaratan
Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing,
baju, peniti dan
lain-lainnya yang
dijual di pinggir jalan.
Beberapa
orang sarjana, telah meneoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan,
misalnya Melville
J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan.
Dikatakannya bahwa
hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu
alat-alat teknologi,
sistem ekonomi,
keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski
mengatakan bahwa
unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi
ekonomi, alat-alat
atau lembaga
ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn
di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan, bahwa
ada tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :
1. Sistem
Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan
produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran
dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang
maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga
menyembahnya dan
lahirlah
kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem
organisasi kemasyarakatan.
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah, namun
memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem
pengetahuan.
Merupakan
produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan
dapat diperoleh
dari pemikiran
sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat
apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang
lain melalui
bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila
pengetahuan itu
dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi
berikutnya.
4. Sistem mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan
produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum
terus meningkat
5. Sistem Teknologi
dan Peralatan.
Merupakan
produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya
yang cerdas dan
dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat,manusia dapat
membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya dari pada binatang.
6. Bahasa.
Merupakan produk
dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan
dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa
lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan hasil
dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah
manusia dapat
mencukupi kebutuhan
fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi
semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang
indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian,
1.9. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
apakah sesederhana
itu hubungan keduanya ?
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan. dan
setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak
bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang
dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan
kemasyarakatan, Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh
manusia. setelah peraturan itu
jadi maka manusia
yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri
itu. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa
yang tercakup dalam
satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia
yang membuatnya.
Dari
sisi lain. hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan
antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. maksudnya
saling terkait satu
sarna lain.
Proses dialektis ini
tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun
dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat
menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat
dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku
manusia.
3. Intemalisasi. yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya
sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia
menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila
manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia. dia
akan
menjadi terasing
atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja,
1991; hal : xv)
Manusia
dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat. oleh karena itu mempunyai
hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi
membedakan mana
yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap
keberadaan keduanya
harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan
dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Manusia dan
kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan
hampir
semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai
empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1. Penganut Kebudayaan
2. Pembawa Kebudayaan
3. Manipulator Kebudayaan
4. Pencipta Kebudayaan
Manusia yang kehilangan nilai–nilai kebudayaan akan
hidup dengan kebiasaan yang jauh dari cerminan kebudayaan bangsanya. Contoh
saja pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu
budaya bangsa). Sering kali masyarakat tidak menggunakan bahasa secara baik dan
benar, lalu cenderung menggunakan bahasa yang dianggap modern Kata-kata ini
disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan
dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion.
Masyarakat seakan-akan diberikan pilihan antara
“Kualitas” atau “selera”. Hal ini dapat menjadikan kesenian atau budaya etnis
kita dipandang sebelah mata dan digusur oleh budaya barat dengan kesenian
popnya bercorak kebebasan. Pada kasus ini diperlukan pembentukan karakter yang
lebih ,mendalam pada tiap pribadinya. Pemerintah juga harus berkontribusi dalam
hal ini, misalnya mengkaji norma mengenai pergeseran budaya. Masyarakat harus
berhati hati dalam meniru budaya budaya lain sehingga tidak berdampak buruk
pada jati diri bangsa. Media masa adalah contributor utama dalam globalisasi,
jadi media masa perlu mengkaji informasi yang sama disampaikan kepada
masyarakat. Dengan begini semua orang bisa berperan aktif dalam mempertahankan
budaya kita. Kita harus memperkuat dimensi budaya kita. Sehingga kita bisa
mempertahankan budaya kita.
Daftar Pustaka
·
Nugroho,
Widyo Acham Muchji (1996).Ilmu Budaya Dasar.Toto Bes.Universitas Gunadarma
·
http://sociologyimagination.blogspot.com/2011/06/manusia-dan-kebudayaan-analisa.html